Saturday, July 5, 2008

Agresifitas intelektual

Kebebasan mengeluarkan pendapat sebagai salah satu ujud demokrasi di Indonesia merupakan langkah yang sangat bagus dan perlu mendapat apresiasi yang tinggi. Segala bentuk ungkapan yang bersifat membangun, kritik yang toleran dan masukan yang elegan membuat bangsa ini semakin maju dan terdidik.
Di sisi lain, ada orang-orang yang melakukan usaha mengungkapkan pendapatnya dengan cara turun ke jalan dengan dimotori oleh sejumlah intelektual muda (mahasiswa) yang berpikiran maju dan dinamis serta berwawasan masa depan (seharusnya). Namun yang terjadi bukannya suatu solusi dan masukan yang optimal namun malah sebaliknya, kerusuhan, penganiayaan, pengrusakan, dan lain sebagainya. 
Sebagai intelektual-intelektual seharusnya mampu untuk berpikir lebih realistis dan logis, tanpa mengesampingkan perasaan dalam meraba rasakan situasi.
Sangat disayangkan yang seharusnya para mahasiswa tersebut memberikan tenaga dan pikirannya untuk membangun bangsa, namun malah digunakan untuk merusak fasilitas milik bangsa yang nantinya yang membayar juga dari uang rakyat pada akhirnya. Sungguh menyedihkan.
Berapa banyak kerugian yang harus ditanggung oleh sebagian besar rakyat ini untu membayar semua kerusakan-kerusakan, waktu yang terbuang dan ketakutan secara psikologis akibat perbuatan-perbuatan yang sama sekali tidak mencerminkan seorang intelektual tersebut.
Siapa yang salah?
darimana harus memulai untu memperbaiki mental-mental tersebut?
1. Dari pendidikan paling dasar dan paling dekat yaitu KELUARGA.
2. Pemahaman tentang realita dan cita-cita yang seimbang
3. Reward and punishment yang sesuai. jangan sampai maling uang 500.000 dihukum 3 bulan, maling uang 500.000.000.000 dihukum 3 tahun. Sangat ironis.
4. Berikan ruang dan pengertian yang lebih luas kepada pendidikan sopan santun di negeri ini.



Ronny Tri Wirasto
Medical School Gadjah Mada University

No comments: