Beberapa waktu terakhir ini, di daerah istimewa yogyakarta digemparkan dengan berita tentang penusukan yang dilakukan oleh seseorang tanpa ada alasan yang jelas. Korban sampai saat ini telah berjumlah lebih kurang 6 orang dan 1 diantaranya meninggal dunia. Menurut sumber media elektronik dikatakan bahwa pelaku mengidap psikopat. Karena tidak ada motif yang jelas dari perbuatannya. Semua harta korban tidak diambil, dan tidak ada sangkut pautnya antara korban satu dengan yang lain.
Kejadian tersebut biasa terjadi antara pukul 4 pagi hari, mana kala korban sedang berjalan-jalan. Apabila mendengar fenomena tersebut memang terdengar miris di telinga kita, namun kembali sebagai masyarakat kita harus melakukan introspeksi diri, mengapa sampai terjadi perbuatan atau perilaku yang biadab tersebut? ada apa dengan orang tersebut? bagaimana bisa terjadi perbuatan tersebut? apakah benar pelaku adalah psikopat? ataukah kesalahan dari masyarakat sendiri yang kurang tanggap, waspada dan cenderung permisif dengan perilaku-perilaku merusak yang lain?
Mungkin masih banyak pertanyaan yang ada di dalam benak masing-masing dari kita, namun mari kita cermati satu-per satu menurut kacamata medis (psikiatrik), psikologis dan sosial.
Dalam dunia medis (psikiatri), suatu perilaku normal muncul manakala semua organ tubuh yang terlibat dalam perilaku berjalan secara normal atau dalam istilah kedokteran dikatakan fisiologis. Ini berarti bahwa masing-masing organ terkait mempunyai peranan dan fungsi yang berjalan sesuai dengan kapasitas dan fungsinya. Interaksi antar satu organ dengan organ yang lain pun berjalan secara dinamis dan seimbang. Dengan demikian perilaku yang muncul pun akan ada dalam batas normal atau disebut adaptif, karena apabila tubuh berjalan secara fisiologis berarti bahwa terjadi suatu peristiwa aksi reaksi yang saling menyeimbangkan (kompensatorik). Dalam perjalanan kehidupan ada kalanya seseorang membuat fungsi organ tersebut menjadi tidak seimbang. Hal ini dapat terjadi tergantung dari beberapa hal seperti :
- Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak dan kolesterol, sehingga akan mengganggu stabilitas metabolisme kerja dari organ-organ vital dan pembuluh darah manusia, terlebih lagi makanan dari binatang buas yang bergigi (taring) tajam.
- Konsumsi minuman beralkohol, dalam kadar berapapun sebenarnya alkohol telah dapat mempengaruhi fungsi kerja organ tubuh yang berperan dalam perilaku manusia
- Menderita penyakit tertentu seperti diabetes, gagal ginjal, kelainan pembuluh darah, sampai kelainan genetik tertentu
- Konsumsi obat-obat psikotropika di luar dosis terapeutik (tanpa instruksi dokter)
- Pemakaian obat-obat keras lain tanpa petunjuk dokter
- Penggunaan heroin dan marijuana
- Trauma kepala hebat atau kecelakaan fisik hebat seperti terbakar lebih dari 70 %
Hal-hal tersebut di atas dapat menyebabkan perubahan-perubahan perilaku dikarenakan adanya perubahan fisiologi organ-organ tubuh manusia yang cenderung tidak terkonpensasi lagi.