Consultation-liaison psychiatry atau dikenal dengan Psikiatri Konsultasi Liaison merupakan salah satu sub spesialisasi dalam psikiatri yang menekankan pada keterkaitan-hubungan kondisi medis dengan psikiatri. Liaison psychiatry meliputi area psychosomatic medicine (psikosomatik medik), health psychology (psikologi kesehatan) dan neuropsychiatry (neuropsikiatri).
Saturday, December 13, 2008
Psikiater series : Prediksi Gangguan Jiwa
Beberapa pakar psikiatri mengatakan bahwa timbulnya gangguan jiwa tidak dapat diperkirakan, namun beberapa yang lain berpendapat bahwa dengan mengetahui kerentanan dan faktor resiko yang dipunyai oleh seseorang ,maka akan dapat diprediksi kemungkinan-kemungkinan timbulnya gangguan jiwa. Walaupun demikian prediksi tersebut baru sebatas pada mungkin tidak nya terkena gangguan jiwa, belum bisa mengetahui seberapa berat, berapa lama, dan jenis gangguan yang mungkin terjadi.
Beberapa kerentanan yang ada yang memungkinkan seseorang dapat terjadi gangguan di kemudian hari adalah :
- Personality : kepribadian
Jenis kepribadian yang memberikan peran besar dalam terjadinya gangguan jiwa adalah kepribadian cemas, kepribadian depresif, kepribadian emosional-agresive, serta kepribadian tipe A.
- Pola pengasuhan dari keluarga dan lingkungan
- Penyalahgunaan Zat
- Penyakit Kronis
Faktor-faktor di atas merupakan indikator sederhana bagaimana kerentanan terhadap stres akan ada pada diri seseorang. Apabila faktor-faktor tadi ditambahkan dengan faktor-faktor pencetus serta beberapa faktor psikososial akan menyebabkan seseorang menjadi rentan terhadap stresor-stresor yang datang sehingga memudahkan orang tersebut menderita gangguan jiwa.
Ronny Wirasto
Monday, December 8, 2008
Psikiater series : Stigma Gangguan Jiwa : Berkah atau Musibah Bagi Praktisi Kesehatan Mental
- teori psikoanalisa
- teori belajar
- teori kepribadian
dan masih banyak lagi teori-teori yang mendukung untuk menjelaskan bagaimana kerja mental atau jiwa seseorang.
Namun begitu, secara cukup meyakinkan telah banyak diteliti bahwa gangguan jiwa bahkan berhubungan dengan metabolisme protein. Perubahan-perubahan rantai protein tertentu akan menyebabkan perubahan fungsi otak yang mengakibatkan berubahnya fungsi menta/jiwa seseorang.
Kecanggihan teknologi yang ada ternyata masih belum mampu menjelaskan secara gamblang kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa gangguan jiwa adalah gangguan medis. Masih banyak sekali angapan dan pemahaman yang tidak begitu relevan terhadap gangguan jiwa. Seperti :
1. gangguan jiwa disebabkan oleh 'sesuatu' yang tidak tampak
2. gangguan jiwa adalah kutukan
3. gangguan jiwa adalah dosa
4. gangguan jiwa adalah gangguan roh
5. gangguan jiwa adalah disebabkan guna-guna
6. gangguan jiwa adalah ......
masih banyak anggapan-anggapan yang 'tidak tepat' terhadap pengertian gangguan jiwa. Hal-hal tersebut tidak hanya pada masyarakat dengan pendidikan rendah saja, namun pelajar, mahasiswa,bahkan orang-orang dengan pendidikan doktor pun dan bahwa beberapa profesor pun beranggapan sama.
Pemahaman budaya-kultur, adat istiadat yang turun temurun begitu kental dan mendarah daging sehingga majunya teknologi masih saja belum mampu mengubah pola pikir tentang gangguan jiwa tersebut.
Stigma, itulah istilah yang sekarang ada untuk menjelaskan hal tersebut. Ada beberapa sebab yang menyebabkan stigma itu muncul dalam masyarakat.
1. Dalam mendapat pelajaran tentang suatu ajaran dalam budaya tidak tuntas dan lengkap
2. Orang yang menjelaskan tentang ajaran budaya atau keyakinan tertentu tentang gangguan jiwa, tidak mengaplikasikannya dalam pengetahuan eksakta
3. Ajaran-ajaran yang ada hanya sepotong-sepotong tanpa ada penjelasan ilmiah dibalik semua itu, walaupun dulu ajaran-ajaran itu didapatkan PASTI menggunakan metode ilmiah
Adanya stigma tentang gangguan jiwa, akan menyebabkan
1. penanganan gangguan jiwa yang tidak optimal
2. terlambat
3. Peningkatan angka kejadian
4. Deteksi dini yang kurang memadai
ada baiknya bahwa pemahaman tentang gangguan jiwa tersebut perlu ditinjau kembali dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Ronny T Wirasto
Ronny3w@gmail.com
Sunday, December 7, 2008
Psikiater series : Deteksi Dini Gangguan Jiwa/Mental
Tidak sedikit orang beranggapan bahwa kehidupan 'keras' akan mendidik seseorang menjadi lebih mandiri, lebih tegar, lebih percaya diri dan lain sebagainya. Tidak..!! tidak demikian adanya. Semua itu tergantung dari faktor lain yang ikut dalam kehidupan seseorang.
Faktor resiko seseorang meliputi antara lain :
- Faktor prenatal (masa kehamilan) : lama kehamilan, umur ibu saat hamil, gizi ibu, gizi janin, kesehatan janin-ibu, kondisi emosional ibu saat hamil, konsumsi makanan dan obat-obatan saat kehamilan, aktifitas ibu saat kehamilan.
- Faktor ante natal (saat melahirkan) : trauma lahir, berat badan bayi lahir, proses kelahiran (caesar/normal), obat-obatan saat kelahiran, Apgar score,
- Faktor post natal (sampai umur 2 tahun) : gizi balita, pola asuh, pola keluarga, penanaman nilai dasar, kehangatan emosional keluarga, obat-obat, penyakit kronis
- Faktor masa kanak
- Faktor masa remaja
- Faktor masa dewasa
- Faktor Psikososial
- Faktor Genetik
- Faktor lain dalam mengubah rantai protein : seperti radiasi
begitu kompleksnya faktor-faktor ini menyebabkan prediksi kemungkinan adanya gangguan mental baik ringan maupun berat pada seseorang di masa datang menjadi suatu hal yang masih mustahil. Namun demikian deteksi dini atau pengenalan sejak awal terhada adanya kerentanan tersebut perlu dilakukan adalah sangat penting. Tujuan dari deteksi ini adalah untuk mengenali lebih dini sehingga strategi penanganan yang tepat dari apa yang akan kemungkinan terjadi dapat dilakukan sedini mungkin. Yang kedua adalah untuk mencegah timbulnya akibat yang lebih buruk di masa mendatang (prognosis).
Kemampuan-kemampuan seperti ini perlu terus ditingkatkan dan advocacy serta edukasi terhada masyarakat terus harus selalu dilakukan agar dapat tercipta masyarakat yang lebih sejahtera.
Kesehatan seseorang harus dilihat dalam sudut pandang yang lebih holistik dan terintegrasi baik secara fisik maupun mental.
Thursday, December 4, 2008
DIMANA PARA PSIKIATER SAAT DIBUTUHKAN?
Semua orang tahu bahwa bahwa stres dapat menyebabkan penyakit-penyakit mulai dari sistem kardiovaskuler, sistem integumentum, sistem hormonal, sistem respirasi dan lain sebagainya. Banyak informasi tentang hal itu.
Saat penyakit-penyakit tersebut muncul, orang baru berlomba-lomba untuk mencari pengobatan yang paling canggih dan mahal sekalipun. Mulai dari pengobatan yang non medis hingga pengobatan medis sampai ke Singapura, Malaysia, bahkan sampai Belanda dan Amerika. Banyak orang melupakan satu hal bahwa menjaga agar stres tersebut tidak menyebabkan munculnya penyakit-penyakit dengan menjaga ketahanan mental dan mengetahui bagaimana faktor stres tersebut dapat menyebabkan penyakit-penyakit tersebut.
Deteksi dini, pengenalan terhadap faktor-faktor stres, antisipasi sering dilupakan. Peran-peran para praktisi kesehatan terutama psikiater masih dikesampingkan dan di nomer duakan. Adanya pandangan yang miring terhadap peran psikiater masih jauh dari kemampuan yang ada sebenarnya. Psikiater terkadang hanya dipandang sebagai dokter "gila" yang hanya mengobati, memberi obat penenang, obat-obat anti gila dan lain sebagainya. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi. Namun yang penting bahwa, faktor tenaga kesehatan di bidang mental yang dinamakan psikiater diharapkan dapat membantu untuk mengenali, mendeteksi, mencegah dan mengobati sampai pada rehabilitasi gangguan baik fisik maupun mental yang ada pada seseorang.
Wednesday, October 22, 2008
Overview
Psychiatric consultation in the medical/surgical setting are 1) to ensure the safety and stability of the patient within the medical environment, 2) to collect sufficient history and medical data from appropriate sources to assess the patient and formulate the problem, 3) to conduct a mental status examination and neurological and physical examinations as necessary, 4) to establish a differential diagnosis, and 5) to initiate a treatment plan
Consultation-liaison (C-L) psychiatry is the subspecialty of psychiatry concerned with medically and surgically ill patients. The C-L consultant must have an extensive clinical understanding of physical/neurological disorders and their relation to abnormal illness behavior. The C-L consultant must be a skilled diagnostician, be able to tease apart and formulate the patient's multiaxial disorders, and able to develop an effective treatment plan. The C-L consultant must also have knowledge of psychotherapeutic and psychopharmacological interventions as well as knowledge of the wide array of medicolegal aspects of psychiatric and medical illness and hospitalization. The psychiatric physician, by virtue of his/her professional stature and knowledge, has the ability to supervise a multidisciplinary team
Friday, July 11, 2008
Pembentukan Mental (mental Development)
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang memiliki apa yang dinamakan mental.
1. Faktor biologi-anatomi :
a. otak dan susunan saraf pusatnya
b. Organ-organ tubuh yang seimbang dan sesuai
c. sistem kerja semua organ dan otak yang sesuai
2. Faktor dari luar tubuh sendiri :
a. Lingkungan keluarga
b. Psikososial (umur, daerah, pekerjaan, pendapatan, status sosial dll)
c. Lingkungan sosial
d. dan berbagai faktor lain seperti : polusi, cuaca dan lain sebagainya
Bagaimana mental terbentuk :
Mental terbentuk karena ada beberapa proses :
1. Pengumpulan Informasi atau data yang didapatkan dari panca indera
2. .....
continued
Saturday, July 5, 2008
Agresifitas intelektual
Di sisi lain, ada orang-orang yang melakukan usaha mengungkapkan pendapatnya dengan cara turun ke jalan dengan dimotori oleh sejumlah intelektual muda (mahasiswa) yang berpikiran maju dan dinamis serta berwawasan masa depan (seharusnya). Namun yang terjadi bukannya suatu solusi dan masukan yang optimal namun malah sebaliknya, kerusuhan, penganiayaan, pengrusakan, dan lain sebagainya.
Sebagai intelektual-intelektual seharusnya mampu untuk berpikir lebih realistis dan logis, tanpa mengesampingkan perasaan dalam meraba rasakan situasi.
Sangat disayangkan yang seharusnya para mahasiswa tersebut memberikan tenaga dan pikirannya untuk membangun bangsa, namun malah digunakan untuk merusak fasilitas milik bangsa yang nantinya yang membayar juga dari uang rakyat pada akhirnya. Sungguh menyedihkan.
Berapa banyak kerugian yang harus ditanggung oleh sebagian besar rakyat ini untu membayar semua kerusakan-kerusakan, waktu yang terbuang dan ketakutan secara psikologis akibat perbuatan-perbuatan yang sama sekali tidak mencerminkan seorang intelektual tersebut.
Siapa yang salah?
darimana harus memulai untu memperbaiki mental-mental tersebut?
1. Dari pendidikan paling dasar dan paling dekat yaitu KELUARGA.
2. Pemahaman tentang realita dan cita-cita yang seimbang
3. Reward and punishment yang sesuai. jangan sampai maling uang 500.000 dihukum 3 bulan, maling uang 500.000.000.000 dihukum 3 tahun. Sangat ironis.
4. Berikan ruang dan pengertian yang lebih luas kepada pendidikan sopan santun di negeri ini.
Ronny Tri Wirasto
Medical School Gadjah Mada University
Wednesday, April 23, 2008
Gangguan jiwa TIDAK SELALU GILA
Kesalahan persepsi tadi dapat berawal dari beberapa hal yaitu :
1. Pengaruh Bahasa
Dalam bahasa Indonesia pengertian gangguan adalah suatu hal yang membuat suatu fungsi berjalan tidak sebagaimana mestinya. Namun kata gangguan dalam bahasa tidak mempunyai "sense" seperti annoy, distrub, disorder atau disfunction. Kata-kata dalam bahasa inggris tersebut mempunyai arti yang sama dalam bahasa indonesia yaitu gangguan, tetapi memiliki sense atau makna yang berbeda di dalamnya.
Orang yang mengalami mental disturbances mempunyai gejala yang lebih ringan dibandingkan orang yang mengalami mental disfunction atau mental disorder apalagi yang mengalami mental illness. Namun dalam bahasa Indonesia semua diartikan sama gangguan jiwa.
2. Pengertian Mental
Mental diartikan sempit dalam bahasa Indonesia yaitu Jiwa. Sedangkan jiwa sendiri diartikan salah kaprah dalam bahasa Indonesia. Jiwa dalam bahasa Indonesia diartikan "nyawa", Roh, barang gaib dan pengertian-pengertian lain yang sangat abstrak. Sehingga terjadi suatu pengertian kalau orang mengalami gangguan jiwa, artinya rohnya terganggu, ada pengaruh barang gaib dan sebagainya.
Mental sendiri dalam arti khusus adalah fungsi sistem saraf (otak dan persyarafannya) yang terdiri dari fungsi kognitif (berfikir), afektif (perasaan), dan psikomotor (perilaku). Sehingga gangguan yang terjadi pada salah satunya dapat dikatakan orang sedang terganggu jiwanya atau mentalnya. Mental sendiri lebih tepat dalam arti bahasa jawa yaitu JIWO yang artinya hampir mirip dengan mental.
Jadi pada dasarnya gangguan jiwa/mental mempunyai arti yang luas. SETIAP ORANG di dunia
pasti pernah atau akan pernah mengalami episode jiwanya terganggu (depresi).
Sehingga gangguan jiwa TIDAK SELALU GILA.
Ronny T Wirasto
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK UGM/RSUP DR Sardjito
Yogyakarta